they say it is a barcode

Real Madrid Couple

05.45 by Unknown 0 komentar

BUDAYA DAN AGAMA

05.41 by Unknown 0 komentar

Pendekatan Kebudayaan

Pendekatan sebagai sebuah konsep ilmiah tidaklah sama artinya dengan kata pendekatan nyata biasa digunakan oleh umum atau awam. Kalau dalam konsep orang awam atau umum kata pendekatan diartikan sebagai suatu keadaan atau proses mendekati sesuatu, untuk supaya dapat berhubungan atau untuk membujuk sesuatu tersebut melakukan yang diinginkan oleh yang mendekati, maka dalam konsep ilmiah kata pendekatan diartikan sama dengan metodologi atau pendekatan metodologi. Pengertian pendekatan sebagai metodologi adalah sama dengan cara atau sudut pandang dalam melihat dan memperlakukan yang dipandang atau dikaji. Sehingga dalam pengertian ini, pendekatan bukan hanya diartikan sebagai suatu sudut atau cara pandang tetapi juga berbagai metode yang tercakup dalam sudut dan cara pandang tersebut. Dengan demikian konsep pendekatan kebudayaan dapat diartikan sebagai metodologi atau sudut dan cara pandang yang menggunakan kebudayaan sebagai kacamatanya. Permasalahannya kemudian, adalah mendefinisikan konsep kebudayaan yang digunakan sebagai sudut atau cara pandang ini.

Di Indonesia, diantara para cendekiawan dan ilmuwan sosial, konsep kebudayaan dari Profesor Koentjaraningrat amatlah populer. Dalam konsep ini kebudayaan diartikan sebagai wujudnya, yaitu mencakup keseluruhan dari: (1) gagasan; (2) kelakuan; dan (3) hasil-hasil kelakuan. Dengan menggunakan definisi ini maka seseorang pengamat atau peneliti akan melihat bahwa segala sesuatu yang ada dalam pikirannya, yang dilakukan dan yang dihasilkan oleh kelakuan oleh manusia adalah kebudayaan. Dengan demikian, maka kebudayaan adalah sasaran pengamatan atau penelitian; dan, bukannya pendekatan atau metodologi untuk pengamatan, penelitian atau kajian. Karena tidak mungkin untuk menggunakan keseluruhan gagasan, kelakuan, dan hasil kelakuan, sebagai sebuah sistem yang bulat dan menyeluruh untuk dapat digunakan sebagai kecamata untuk mengkaji kelakuan atau gagasan atau hasil kelakuan manusia. Ketidak mungkinan tersebut disebabkan karena: (1) Gagasan sebagai ide atau pengetahuan tidaklah sama hakekatnya dengan kelakuan dan hasil kelakuan. Pengetahuan tidak dapat diamati sedangkan kelakuan atau hasil kelakuan dapat diamati dan/atau dapat diraba. (2) Kelakuan dan hasil kelakuan adalah produk atau hasil pemikiran yang berasal dari pengetahuan manusia. Jadi hubungan antara gagasan atau pengetahuan dengan kelakuan dan hasil kelakuan adalah hubungan sebab akibat; dan karena itu gagasan atau pengetahuan tidaklah dapat digolongkan sebagai sebuah golongan yang sama yang namanya kebudayaan.

Dalam berbagai tulisan saya, antara lain (1986), telah saya kemukakan bahwa kebudayaan adalah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat tersebut. Bila kebudayaan adalah sebuah pedoman bagi kehidupan maka kebudayaan tersebut akan harus berupa pengetahuan yang keyakinan bagi masyarakat yang mempunyainya. Dengan demikian, maka dalam definisi kebudayaan tidak tercakup kelakuan dan hasil kelakuan; karena, kelakuan dan hasil kelakuan adalah produk dari kebudayaan.

Sebagai pedoman hidup sebuah masyarakat, kebudayaan digunakan oleh warga masyarakat tersebut untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan hidupnya dan mendorong serta menghasilkan tindakan-tindakan untuk memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dalam lingkungan hidup tersebut untuk pemenuhan berbagai kebutuhan hidup mereka. Untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi interpretasi dan pemahaman, maka kebudayaan berisikan sistem-sistem penggolongan atau pengkategorisasian yang digunakan untuk membuat penggolongan-penggolongan atau memilih-milih, menseleksi pilihan-pilihan dan menggabungkannya untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Dengan demikian setiap kebudayaan berisikan konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode untuk memilih, menseleksi hasil-hasil pilihan dan mengabungkan pilihan-pilihan tersebut.

Sebagai sebuah pedoman bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kehidupan maka kebudayaan berisikan konsep-konsep, resep-resep, dan petunjuk-petunjuk untuk dapat digunakan bagi menghadapi dunia nyata supaya dapat hidup secara biologi, untuk dapat mengembangkan kehidupan bersama dan bagi kelangsungan masyarakatnya, dan pedoman moral, etika, dan estetika yang digunakan sebagai acuan bagi kegiatan mereka sehari-hari. Operasionalisasi dari kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat adalah melalui berbagai pranata-pranata yang ada dalam masyarakat tersebut. Pedoman moral, etika, dan estetika yang ada dalam setiap kebudayaan merupakan inti yang hakiki yang ada dalam setiap kebudayaan. Pedoman yang hakiki ini biasanya dinamakan sebagai nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya ini terdiri atas dua kategori, yaitu yang mendasar dan yang tidak dipengaruhi oleh kenyataan-kenyataan kehidupan sehari-hari dari para pendukung kebudayaan tersebut yang dinamakan sebagai Pandangan Hidup atau World View; dan yang kedua, yang mempengaruhi dan dipengaruhi coraknya oleh kegiatan-kegiatan sehari-hari dari para pendukung kebudayaan tersebut yang dinamakan etos atau ethos.

Kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat, memungkinkan bagi para warga masyarakat tersebut untuk dapat saling berkomunikasi tanpa menghasilkan kesalahpahaman. Karena dengan menggunakan kebudayaan yang sama sebagai acuan untuk bertindak maka masing-masing pelaku yang berkomunikasi tersebut dapat meramalkan apa yang diinginkan oleh pelaku yang dihadapinya. Begitu juga dengan menggunakan simbol-simbol dan tanda-tanda yang secara bersama-sama mereka pahami maknanya maka mereka juga tidak akan saling salah paham. Pada tingkat perorangan atau individual, kebudayaan dari masyarakat tersebut menjadi pengetahuan kebudayaan dari para prilakunya. Secara individual atau perorangan maka pengetahuan kebudayaan dan dipunyai oleh para pelaku tersebut dapat berbeda-beda atau beranekaragam, tergantung pada pengalaman-pengalaman individual masing-masing dan pada kemampuan biologi atau sistem-sistem syarafnya dalam menyerap berbagai rangsangan dan masukan yang berasal dari kebudayaan masyarakatnya atau lingkungan hidupnya.

Kebudayaan sebagai pengetahuan mengenai dunia yang ada disekelilingnya dan pengalaman-pengalamannya dengan relatif mudah dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan hidupnya, terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan bagi kehidupannya yang sumber-sumber dayanya berada dalam lingkungan hidupnya tersebut. Tetapi sebagai sebuah keyakinan, yaitu nilai-nilai budayanya, terutama keyakinan mengenai kebenaran dari pedoman hidupnya tersebut, maka kebudayaan cenderung untuk tidak mudah berubah.

Pendekatan Kebudayaan dan Agama

Konsep mengenai kebudayaan yang saya kemukakan seperti tersebut diatas itulah yang dapat digunakan sebagai alat atau kacamata untuk mendatang dan mengkaji serta memahami agama. Bila agama dilihat dengan menggunakan kacamata agama, maka agama diperlakukan sebagai kebudayaan; yaitu: sebagai sebuah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini kebenarannya oleh para warga masyarakat tersebut. Agama dilihat dan diperlakukan sebagai pengetahuan dan keyakinan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat; yaitu, pengetahuan dan keyakinan yang kudus dan sakral yang dapat dibedakan dari pengetahuan dan keyakinan sakral dan yang profan yang menjadi ciri dari kebudayaan.

Pada waktu kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan maka yang kita lihat adalah agama sebagai keyakinan yang hidup yang ada dalam masyarakat manusia, dan bukan agama yang ada dalam teks suci, yaitu dalam kitab suci Al Qur’an dan Hadits Nabi. Sebagai sebuah keyakinan yang hidup dalam masyarakat, maka agama menjadi bercorak lokal; yaitu, lokal sesuai dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut. Mengapa demikian? untuk dapat menjadi pengetahuan dan keyakinan dari masyarakat yang bersangkutan, maka agama harus melakukan berbagai proses perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan keyakinan hakiki dari agama tersebut dan untuk itu juga harus dapat mensesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai budaya serta unsur-unsur kebudayaan yang ada, sehingga agama tersebut dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai unsur dan nilai-nilai budaya dari kebudayaan tersebut. Dengan demikian maka agama akan dapat menjadi nilai-nilai budaya dari kebudayaan tersebut.

Bila agama telah menjadi bagian dari kebudayaan maka agama juga menjadi bagian dari nilai-nilai budaya dari kebudayaan tersebut. Dengan demikian, maka berbagai tindakan yang dilakukan oleh para warga masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kehidupan mereka dalam sehari-harinya juga akan berlandaskan pada etos agama yang diyakini. Dengan demikian, nilai-nilai etika dan moral agama akan terserap dan tercermin dalam berbagai pranata yang ada dalam masyrakat tersebut. Sebaliknya, bila yang menjadi inti dan yang hakiki dari kebudayaan tersebut adalah nilai-nilai budaya yang lain, maka nilai-nilai etika dan moral dari agama yang dipeluk oleh masyarakat tersebut hanya akan menjadi pemanis mulut saja atau hanya penting untuk upacara-upacara saja.

BUDAYA TEKNOLOGI INFORMASI

05.23 by Unknown 0 komentar
• Perkembangan Budaya Teknologi Informasi

Dewasa ini budaya teknologi informasi sudah berkembang sangat pesat dan mempunyai andil yg besar dalam kemajuan tiap aspek dalam kehidupan. Kita bisa ambil contoh sederhana pada internet. Internet saat ini menjalar sudah sampai ke pelosok Indonesia, maka dari itu perkembangan teknologi informasi sangat mendukung perkembangan berbagai aspek kehidupan pada kelangsungan hidup negara Indonesia. Berikut ini adalah beberapa perkembangan budaya teknologi informasi pada aspek kehidupan kita :
• Perkembangan dalam bidang Pendidikan
Pada sekolah-sekolah umum zaman sekarang sudah banyak yang memulai belajar dengan menggunakan internet dalam melengkapi bahan materinya. Kebanyakan siswa pun sekarang lebih memeilih internet daripada buku cetak untuk mencari kelengkapan dari pelajaran yang diajarkan disekolahnya. Bahkan pendidikan menggunakan internet pun sudah mulai dilakukan pada anak usia kelas 1-3 Sekolah Dasar. Jadi Perkembangan dalam bidang Pendidikan bisa dibilang cukup signifikan dari yang tadinya hanya menggunakan buku cetak sekarang mulai menggunakan internet. Hanya saja perlu pengawasan yang lebih ketat untuk pemakaian internet pada anak usia dibawah umur agar tidak menyalahgunakan fasilitas internet yang telah disediakan.
• Perkembangan dalam bidang Kesehatan
Dalam dunia kesehatan sekarang sudah memasukin era dimana pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus mendiagnosa penyakit terlebih dahulu. Bahkan didunia barat sana telah diciptakan alat yang dapat mengetahui kadar gula darah kita dengan hanya melalui air liur kita, karena seperti yang kita tahu pengecekan kadar gula darah harus melalui pengambilan sampel darah dan mendiagnosanya terlebih dahulu agar diketahui jumlah sel darah merah dan sel darah putih, juga keping-keping darah yang ada dalam tubuh kita. Sangat memudahkan manusia dalam mengetahui kondisi kesehatannya.
• Perkembangan dalam bidang Militer
Dalam bidang militer sudah semakin canggih dengan terciptanya transmitter. Ini dapat membuat para dewan militer dapat mengendalikan kendaraan operasional perang tanpa awak. Otomatis mengurangi resiko nyawa manusia yang akan dikorbankan dalam peperangan. Juga teknologi-teknologi perdamaian dunia yang juga mendukung dalam bidang kemiliteran yang saling memudahkan antar negara dalam menjalin hubungan kemiliteran yang baik tanpa harus ada peperangan.
Jadi perkembangan budaya teknologi informasi saat ini sudah sangat dimaksimalkan dalam setiap bidang, tanpa batasan, dan semakin mudah dalam mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu perlu kedewasaan kita dalam menggunakan kemajuan teknologi informasi ini secara bijak dan rasional, dengan jiwa sosial dan kemanusiaan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sumber
://www.blogspot.com
://www.google.com

BUDAYA BELANJA ONLINE

00.34 by Unknown 0 komentar

Budaya Belanja Online Mulai Tumbuh

Mayoritas netter Indonesia berencana belanja online dalam enam bulan ke depan. Pertumbuhan internet yang cukup baik di Indonesia perlahan turut mengerek budaya belanja online di Indonesia.Menurut laporan terbaru dari Nielsen, terjadi tren pertumbuhan belanja online di kalangan pengguna internet di Indonesia. Pada hasil riset bertajuk Global Online Shopping Report, 80 persen pengguna internet di Indonesia berencana untuk melakukan belanja online dalam enam bulan ke depan.

“Bila disandingkan dengan data dari riset yang sama, 68 persen dari responden mengaku pernah melakukan belanja online di masa lalu, sehingga akan ada peningkatan jumlah persentase orang yang belanja online di Indonesia,” ujar Catherine Eddy, Executive Director Consumer Research Indonesia, Nielsen, di kantornya, gedung Mayapada Tower Jakarta, Rabu 14 Juli 2010.

Riset tersebut mengambil sampel sebanyak 7.063 pengguna online yang berpartisipasi pada Nielsen Global Online Survey yang digelar Maret 2010. Oleh karenanya, menurut Eddy, riset ini mewakili persentase dari populasi pengguna internet di Indonesia, yang menurut Nielsen, berkisar di angka 29 juta orang. Dari semua yang berniat belanja online, kebanyakan dari mereka hendak berbelanja buku (38 persen), baju/aksesoris/sepatu (33 persen), pemesanan tiket pesawat (29 persen), peralatan elektronik (27 persen), hardware komputer (25 persen), dan software komputer (15 persen).

Menurut Eddy, seperti halnya rata-rata pengguna internet di negara lain, buku menjadi salah satu item yang paling populer di Indonesia karena risiko pembelian buku secara online tidak sebesar item lain. “Bila buku Anda tidak sampai ke tangan Anda, ini bukan masalah yang terlalu besar. Anda juga bisa kembali meng-email toko buku tersebut,” kata Eddy. Ia menjelaskan, kebanyakan pembeli online Indonesia biasanya membeli buku secara online melalui situs Amazon.com. Sebab, untuk mencari buku berbahasa Inggris di toko-toko buku lokal pun agak sulit. Mereka lebih banyak yang memilih pembayaran dengan kartu kredit daripada melalui PayPal.

Sementara itu, sebanyak 40 persen dari calon pembelanja online Indonesia berencana untuk menyisihkan kurang dari 5 persen anggaran belanja mereka untuk berbelanja online. Sedangkan 36 persen lainnya berencana menyisihkan 6-10 persen dari anggaran belanja mereka, dan 18 persen berniat menyisihkan 11-25 persen. Negara-negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, juga memiliki pengguna internet yang kebanyakan hendak membelanjakan kurang dari 10 persen anggaran mereka untuk belanja online.

Konsumen Asia Pasifik berencana menghabiskan persentase pengeluarannya lewat internet paling banyak dibandingkan konsumen di wilayah lain. Sekitar 35 persen konsumen Asia Pasifik ingin membelanjakan lebih dari 10 persen pengeluarannya dengan berbelanja online.

Sementara itu, Korea Selatan dan China merupakan merupakan dua negara yang sangat potensial untuk membelanjakan uang mereka lewat internet. Bahkan, 59 persen netter Korea Selatan berencana membelanjakan lebih dari 10 persen pengeluaran mereka lewat belanja online, diikuti 41 persen pengguna internet China juga melakukan hal yang sama.

Menurut Eddy, kemunculan berbagai situs e-commerce lokal juga akan mempengaruhi pertumbuhan tren belanja online d Indonesia. "Ke depan akan terjadi perkembangan yang sangat cepat," kata dia. Seperti diberitakan sebelumnya, tahun ini muncul beberapa situs e-commerce seperti Plasa.com dan Juale.com, di samping berbagai pemain lama seperti Tokobagus.com atau Bhinneka.com.

Belum lagi, kelompok MNC dan perusahaan e-commerce besar asal Jepang Rakuten juga berencana meluncurkan situs e-commerce pada 2011. Hal itu bakal meramaikan persaingan dunia e-commerce di Indonesia. (art)

BUDAYA SOCIAL NETWORK

00.20 by Unknown 0 komentar

Jejaring Sosial (Social Networking) Budaya Anak Muda


Jejaring Sosial atau kerennya dikatakan Social Networking adalah sebuah tempat perkumpulan dari segala macam aspek yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Jejaring Sosial pastinya sudah banyak yang tahu atau sangat paham apa itu sebenarnya. Hal itu dikarenanakan disaat - saat ini hampir seluruh penduduk dunia menggunakannya, contoh dari Social Networking ini adalah Facebook yang hampir semua punya account nya mungkin bahkan aday yang memilki dari satu account, lalu ada Twitter yang tak kalah hebohnya dengan Facebook walau hanya dengan menTweet-tweet kan kata - kata saja tetapi penggunanya juga sangat besar didunia ini. Dan masih ada lainnya.

Jejaring Sosial berguna sebagai sarana pertemuan, saling kenal mengenal dan juga sarana sharing informasi, tetapi sekarang ini beberapa social networking yang sudah terkenal seperti diatas kurang digunakan sebagaimana semestinya malah bisa dibilang melenceng dari tujuan pembentukannya. Seperti anak muda jaman sekarang yang sebentar - sebentar update status yang menurut saya secara umum tidak penting dan tidak layak dimata khalayak. Dan ada pula kesalahan penggunalaan lainnya seperti adanya kasus merusak nama baik seseorang atau sesuatu, mengacak-acak privasi orang lain, bahkan ada yang mencapai kasus pidana berat seperti pembohongan yang menyebabkan hal-hal negatif, ada juga kasus penculikan.

Hal - hal diatas adalah beberapa contoh dari penyalahgunaan jejaring sosial. Anak muda jaman sekarang sebenarnya secara tidak langsung mereka senang menganggap hal tersebut sebagai suatu budaya tren masa kini yang dimana mereka sedikit-sedikit langsung online untuk update status, apalagi sekarang eranya informatika yang dengan mudahnya kita mendapatkan informasi dengan cepat atau kata lain jaringan internet. Dengan handphone - handphone mereka dari yang biasa-biasa saja hingga yang modern seperti BlackBerry,iPhone,Android dan semacamnya mereka semakin senang bermain-main dengan jejaring sosial yang sebenarnya mengakibatkan banyak hal negatif selain contoh diatas, seperti malas belajar, membuang waktu dengan percuma, meninggalkan tugas mereka, dan masih banyak lainnya.

Sumber:

http://www.google.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial

BUDAYA FASHION

BUDAYA FASHION MENJAMUR KOTA PENDIDIKAN

Budaya merupakan asset penting sebagai identitas sebuah Negara. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Negara yang masih memiliki karakter budaya yang sangat kental selalu menjadi panutan Negara lainnya. Namun hal ini tidak tidak semudah yang kita bayangkan. Hal sepele yang selalu diumbar-umbarkan lewat mulut ke mulut ini, lebih tepatnya hanya omongan semata.


Di kota Malang sendiri merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, memiliki asset budaya yang seharusnya perlu dilestarikan. Budaya tak hanya dari sebuah kesenian daerah, kegiatan-kegiatan adat, akan tetapi kebiasaan dan gaya hidup juga termasuk budaya. Malang sendiri memiliki berbagai gaya hidup yang beragam. Kehidupan mode di kota ini sangat pesat dengan menjamurnya acara-acara yang berbau fashion.


Acara lenggak-lenggok di atas panggung dengan mengekspos tubuh dan busana saat ini hampir tiap bulan dapat ditemukan di kota Malang. Entah hal ini merupakan segi bisnis yang lagi naik daun, atau gaya hidup modern yang merajalela di kawasan kota pendidikan ini. Bisa berarti kebiasaan dunia modeling ini telah diterapkan dari usia dini. Karena terbukti ada salah satu pemilihan modeling kategori usia balita, kurang lebih tiga sampai empat tahun.


“Saya belajar modeling dan mengikuti agency mulai kelas lima sekolah dasar, hingga saat ini saya juga masih menggeluti berbagai acara fashion di kota Malang ataupun di luar kota,” ungkap Anastasya salah satu model terkenal di Malang. Gadis yang baru menginjak bangku SMA ini, memiliki badan yang sangat proposional dengan tinggi 170 cm. Memang tidak menutup kemungkinan, bahwa pendidikan dunia modeling ini menjamur di kota Malang. Hingga saat ini ada kurang lebih tujuh belas sekolah model. Tentu saja banyak sekali mangsa yang diraup oleh pemilik sekolah terhadap masyarakat kota Malang.


Akan tetapi, hal ini bisa saja menjadikan karakteristik kota Malang yang mengedepankan seni dan budaya lokal dapat terkikis begitu saja. Tanpa disadari bahwa nantinya Malang menjadi kota baru dan memiliki budaya yang baru pula.


Sumber : Anastasya Fransisca, 16 tahun, pelajar SMA, Asosiasi Modelling Malang (AMM)

http://ranggalife.blogspot.com/2010/12/budaya-fashion-menjamur-kota-pendidikan.html

:http://www.google.com