Budaya Belanja Online Mulai Tumbuh
Mayoritas netter Indonesia berencana belanja online dalam enam bulan ke depan. Pertumbuhan internet yang cukup baik di Indonesia perlahan turut mengerek budaya belanja online di Indonesia.Menurut laporan terbaru dari Nielsen, terjadi tren pertumbuhan belanja online di kalangan pengguna internet di Indonesia. Pada hasil riset bertajuk Global Online Shopping Report, 80 persen pengguna internet di Indonesia berencana untuk melakukan belanja online dalam enam bulan ke depan.
“Bila disandingkan dengan data dari riset yang sama, 68 persen dari responden mengaku pernah melakukan belanja online di masa lalu, sehingga akan ada peningkatan jumlah persentase orang yang belanja online di Indonesia,” ujar Catherine Eddy, Executive Director Consumer Research Indonesia, Nielsen, di kantornya, gedung Mayapada Tower Jakarta, Rabu 14 Juli 2010.
Riset tersebut mengambil sampel sebanyak 7.063 pengguna online yang berpartisipasi pada Nielsen Global Online Survey yang digelar Maret 2010. Oleh karenanya, menurut Eddy, riset ini mewakili persentase dari populasi pengguna internet di Indonesia, yang menurut Nielsen, berkisar di angka 29 juta orang. Dari semua yang berniat belanja online, kebanyakan dari mereka hendak berbelanja buku (38 persen), baju/aksesoris/sepatu (33 persen), pemesanan tiket pesawat (29 persen), peralatan elektronik (27 persen), hardware komputer (25 persen), dan software komputer (15 persen).
Menurut Eddy, seperti halnya rata-rata pengguna internet di negara lain, buku menjadi salah satu item yang paling populer di Indonesia karena risiko pembelian buku secara online tidak sebesar item lain. “Bila buku Anda tidak sampai ke tangan Anda, ini bukan masalah yang terlalu besar. Anda juga bisa kembali meng-email toko buku tersebut,” kata Eddy. Ia menjelaskan, kebanyakan pembeli online Indonesia biasanya membeli buku secara online melalui situs Amazon.com. Sebab, untuk mencari buku berbahasa Inggris di toko-toko buku lokal pun agak sulit. Mereka lebih banyak yang memilih pembayaran dengan kartu kredit daripada melalui PayPal.
Sementara itu, sebanyak 40 persen dari calon pembelanja online Indonesia berencana untuk menyisihkan kurang dari 5 persen anggaran belanja mereka untuk berbelanja online. Sedangkan 36 persen lainnya berencana menyisihkan 6-10 persen dari anggaran belanja mereka, dan 18 persen berniat menyisihkan 11-25 persen. Negara-negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, juga memiliki pengguna internet yang kebanyakan hendak membelanjakan kurang dari 10 persen anggaran mereka untuk belanja online.
Konsumen Asia Pasifik berencana menghabiskan persentase pengeluarannya lewat internet paling banyak dibandingkan konsumen di wilayah lain. Sekitar 35 persen konsumen Asia Pasifik ingin membelanjakan lebih dari 10 persen pengeluarannya dengan berbelanja online.
Sementara itu, Korea Selatan dan China merupakan merupakan dua negara yang sangat potensial untuk membelanjakan uang mereka lewat internet. Bahkan, 59 persen netter Korea Selatan berencana membelanjakan lebih dari 10 persen pengeluaran mereka lewat belanja online, diikuti 41 persen pengguna internet China juga melakukan hal yang sama.
Menurut Eddy, kemunculan berbagai situs e-commerce lokal juga akan mempengaruhi pertumbuhan tren belanja online d Indonesia. "Ke depan akan terjadi perkembangan yang sangat cepat," kata dia. Seperti diberitakan sebelumnya, tahun ini muncul beberapa situs e-commerce seperti Plasa.com dan Juale.com, di samping berbagai pemain lama seperti Tokobagus.com atau Bhinneka.com.
Belum lagi, kelompok MNC dan perusahaan e-commerce besar asal Jepang Rakuten juga berencana meluncurkan situs e-commerce pada 2011. Hal itu bakal meramaikan persaingan dunia e-commerce di Indonesia. (art)
Posting Komentar