Proses sosialisasi dapat terjadi melalui hubungan timbal balik antara kedua orang tua dengan anaknya. Hubungan timbal balik ini kita sebut interaksi. Melalui interakasi dengan orang tuanya maka anak mempelajari berbagai hal, utamanya sosialisasi nilai-nilai yang diunggulkan, yaitu :
1. Nilai-nilai Keagamaan
Nilai-nilai keagamaan seluruhnya ditujukan untuk membimbing anak menjadi anak yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sosialisasi nilai keagamaan adalah upaya orang tua agar anak-anaknya dapat menjalani hidup bahagia dunia dan akhirat.
2. Budi Pekerti Luhur
Biasanya orang tua ingin agar anaknya berkembang menjadi seseorang yang memiliki budi pekerti luhur, yang dapat diajarkan atau dicontohkan orang tua pada anaknya. Biasanya orang tua memakai patokan-patokan agama atau patokan budaya sebagai pedoman. Lebih konkritnya, sejak kecil anak diajarkan untuk tidak berbohong, tidak mengambil sesuatu barang miliknya,
patuh pada orang tua, berani membela kebenaran, tidak malu mengakui kesalahan sendiri, dan sifat-sifat lainnya. Budi pekerti seorang anak tergantung pada kualitas akhlaknya. Disinilah kemudian terlihat dengan jelas kaitan antara nilai budaya dan nilai keagamaan dengan perilaku sosial.
3. Gotong Royong
Sikap gotong royong anggota masyarakat dewasa ini boleh dikatakan hampir pudar. Bila orang tua tidak memberi suri tauladan kepada anak mengenai sikap gotong royong ini, maka ada kemungkinan nilai unggul budaya bangsa kita dalam hal tolong menolong, bekerja sama dan membina kekuatan sosial untuk tujuan mulia seperti kesetiakawanan sosial, akan segera
menipis.
4.Sikap Merendah, Tidak Sombong, Tidak Pamer
Orang yang banyak bicara tetapi tidak berisi, sering dikatakan seperti “ tong kosong yang nyaring bunyinya”. Orang seperti ini tidak begitu disukai dalam pergaulan. Seandainya kita mempunyai banyak kelebihan, tidak sepantasnya kelebihan tersebut dipamerkan.
5. Sikap Sabar, Ulet
Sikap-sikap ini sejak dulu dimiliki nenek moyang kita. Maka dari itu para orang tua hendaknya senantiasa menanamkan kesabaran pada anak dalam menganggapi berbagai masalah dalam kehidupan. Kesabaran yang disadari oleh sikap ulet dan alot pun sudah banyak dicontohkan oleh para pendahulu kita. Nenek moyang kita telah berhasil menciptakan berbagai peninggalan
seperti Candi Borobudur. Hasil karya tadi hanya dapat dilestarikan dengan kesabaran, keuletan dan tekad hati saja.
NAMA : MUHAMMAD BAYU ANGGORO
NPM : 14111786
KELAS: 1KA37
SUMBER : http://www.google.com/
Posting Komentar